Awal Cerita 2 Bulan Kuliah dan Tinggal di Semarang

Terhitung sudah sekitar 2 bulan saya tinggal di salah satu kota besar yang ada di Indonesia, yaitu Semarang. Sebelumnya tidak pernah ada bayangan atau angan-angan akan tiggal di kota Semarang. Alasan saya tinggal di Semarang tidak lain adalah karena pendidikan, Saya kuliah di salah satu Universitas swasta yang ada di kota Semarang. Seperti yang saya bilang, tidak pernah ada angan-angan tinggal di Semarang. 

Dulu tujuan saya ingin meneruskan pendidikan di kota Yogyakarta, Surakarta, Malang atau Surabaya, tidak pernah ada Semarang dalam daftar tujuan. Namun mungkin ini sudah jalannya, karena manusia hanya bisa merencanakan dan berusaha. Urusan dimana tempat saya meneruskan pendidikan itu kuasa dari Allah swt.

Awal Cerita 2 Bulan Kuliah dan Tinggal di Semarang

Diawal, saya masih dalam proses adaptasi dan mencari kenyamanan untuk tinggal di semarang. Seringkali melintas dalam pikiran ingin pulang ke kota tercinta yang ada di Jawa Timur, tidak lain adalah Kabupaten Ngawi. Saya rasa itu adalah hal yang wajar, keinginan saya untuk sesekali pulang sebenarnya tidak terlalu menggebu. Beda dengan teman saya yang seringkali ingin pulang dan rindu dengan keluarga. Namun setelah 2 bulan berlalu, kini suasana mulai berubah. Saya sudah mulai bisa beradaptasi dengan kondisi yang ada, bahkan ketika diajak pulang oleh teman saya, saya tolak.

Jika dilihat dari jarak antara Semarang-Ngawi sebenarnya tidak terlalu jauh, hanya sekitar 170 km. Jarak tersebut bisa ditempuh sekitar 3.5 sampai dengan 4 jam perjaanan menggunakan sepeda motor. Memang saya menggunakan sepeda motor agar lebih mudah dalam bepergian, terutama dri kos ke kampus. Sebab jika mengandalkan transportasi umum, mungkin akan sering telat.

Ternyata jika dipikir-pikir masih enak hidup di kota kecil, yang jauh dari keramaian. Di Semarang saya agak kaget, karena jalanan yang selalu ramai dan terkadang macet, terutama pada jam-jam sibuk seperti berangkat kerja atau pulang kerja. Ditambah perilaku sebagian pengendara yang seenaknya, biasanya dikejar waktu. Jika lampu merah menyala, mungkin bisa ditunggu sambil tidur haha. Lampu merah di Semarang rata-rata lebih lama jika dibanding di kota kelahiran saya. Disini juga sering hujan, jika waktunya hujan bisa jadi hujan akan sangat lama. Namun saat panas, disini juga bisa sangat panas, dimalam haripun juga panas.

Namun hidup di kota besar juga ada enaknya, kita mau cari apapun mudah bahkan kita juga bisa mendapatkan harga yang lebih murah. Salah satunya adalah barang-barang elektronik, misalnya saya kemarin beli USB Tv Tuner, jika di Ngawi harganya sekitar Rp. 240.000 di Semarang harganya hanya Rp. 195.000. 

Kemudian saya juga sempat beli flashdisk karena flashdisk saya hilang, padahal di dalamnya berisi file penting seperti Scan Ijazah, KK dan juga KTP. Jika di Ngawi harga flashdisk 8 GB sekitar 70 ribu, maka disini harga flashdisk 32 GB saja hanya 85 ribu. 

Namun kebutuhan lain lebih mahal, seperti makanan. Jadi untuk nasi terkadang masak sendiri dan beli lauk. Namun dimanapun kita tinggal sudah selayaknya kita mampu beradaptasi dengan lingkungan yang kita tinggali. Tujuan saya disini untuk mendapatkan pendidikan yang baik serta lulus dan menjadi Sarjana dalam waktu secepatnya dengan nilai terbaik.
Awal Cerita 2 Bulan Kuliah dan Tinggal di Semarang Awal Cerita 2 Bulan Kuliah dan Tinggal di Semarang Reviewed by Alex on 10/13/2016 Rating: 5

2 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.